IMG_6221

  1. Di Kampung Kadatuan, Desa Bojong, ada gundukan batuan di tepi jalan yang tidak terlalu diperhatikan orang. Dari cerita mulut ke mulut, batuan itu dipercaya sebagai bekas lokasi pusat Kerajaan Sawung Galah.
  2. Di jalur jalan Sapan-Bojongemas, Desa Bojongemas, Kecamatan Solokanjeruk, di tepi Ci Tarum ditemukan tumpukan batuan yang dipercaya sebagai reruntuhan sebuah candi. Di dekatnya, di bawah pohon kimunding, pernah ditemukan sebuah arca, Durga Mahesasuramardhini, yang oleh warga sekitar disebut Arca Putri. Di lokasi ini juga ada satu bangunan tanah berundak yang disebut Pasaduan. Ada dugaan itu tempat ritual atau situs pemujaan dari masa Rajaresiguru Manikmaya (Kerajaan Kendan).
  3. Di Desa Tangulun, Kec. Ibun, ditemukan juga tumpukan batu yang dipercaya sebagai sisa-sisa sebuah candi. Tumpukan batuan serupa juga ditemukan di sebuah kampung bernama Kampung Candi.
  4. Di Kampung Ciwangi, Ds. Cipaku, Kec. Paseh, terdapat sebuah makam kuno yang dipercaya sebagai makam Eyang Kalijaga atau Eyang Paku Jaya. Itulah makam Ratu Cakrawati Wiranatakusumah yang memerintah di Tatar Ukur pada masa Dipati Ukur bergerilya memberontak terhadap Mataram.
  5. Di kaki Gunung Manik, Desa Nagrak, terdapat dua makam kuno dari abad 16. Masing-masing makam Prabu Raga Mulya Suryakencana (Prabu Seda), raja Pajajaran terakhir, dan makam istrinya, Parahitrasuli-yasahri, putri dari raja Parung Kuyah, Prabu Surgia Dandang. Setelah wafatnya raja Parung Kuyah, Prabu Suryakencana menikahi Putri Parahitrasuliyasahri sebagai selir keempat sekaligus melanjutkan pemerintahan Parung Kuyah.  Continue reading “Beberapa Tinggalan Sejarah di Sekitar Majalaya”