mooibandoeng

Rangkaian foto berikut ini sudah lama bikin penasaran.
Gambar-gambar ini mengingatkan pada situs megalitik Gunung Padang di Cianjur. Apakah ini memang foto-foto di Gunung Padang beberapa puluh tahun lalu saat masih dipenuhi semak belukar? Tapi kenapa keterangan foto tidak menyebut Gunung Padang dan malah Gunung Manik?

–  Keterangan pada foto pertama adalah: Desa di sekitar perusahaan di Lampegan.
–  Foto kedua berketerangan: Pemandangan perbukitan dengan sawah di sekitar perkebunan teh dan karet dekat Gunung Manik, Lampegan.
–  Keterangan tujuh foto lainnya sama: Puing-puing di hutan dekat perkebunan teh dan karet Gunung Manik, dekat Lampegan.

–  Dorp op het terrein van een onderneming te Lampegan
–  Heuvellandschap met sawa’s bij de rubber en theeplantage Goenoeng Manik omgeving Lampegan
–  Ruïne in het bos bij de rubber en theeplantage Goenoeng Manik omgeving Lampegan

Bila lokasi ini memang di Gunung Padang, lantas kenapa tidak disebut saja Gunung Padang? Bukankah catatan Dr. N.J. Krom dalam Rapporten Oudheidkundige Dienst tahun 1914 sudah menyebutnya dengan nama Gunung Padang? Bahkan dalam buku berjudul Oudheden van Java yang disusun oleh R.D.M. Verbeek dan diterbitkan oleh Landsdrukkerij pada tahun 1891, juga sudah disebut dengan nama Gunung Padang. Verbeek mencatatnya berdasarkan laporan De Corte yang sudah berkunjung ke sana setahun sebelumnya.

Lokasi foto-foto di bawah ini dijelaskan berada di kawasan perkebunan teh dan karet. Lokasi Gunung Padang saat ini pun berada di dekat kawasan perkebunan teh yang bernama Gunung Rosa. Sepertinya klop bila menganggap foto-foto ini memang diambil di Gunung Padang. Tapi nama Gunung Manik masih terasa mengganggu.

Gunung lain yang disinggung dalam catatan-catatan itu hanyalah Gunung Melati yang disebutkan terletak dekat Gunung Padang. Sepertinya Gunung Melati lebih dikenal saat itu karena dipakai sebagai penanda lokasi keberadaan Gunung Padang. Gunung Melati hingga saat ini masih dikenali dengan nama sama, letaknya di sebelah tenggara Gunung Padang. Gunung Melati adalah salah satu dari beberapa gunung lain yang mengelilingi situs Gunung Padang, lainnya adalah: Pasir Malang, Pasir Pogor, Gunung Kancana, Pasir Empat, dan Gunung Karuhun.

Nama Lampegan memang ada di dekat Gunung Padang. Desa ini dikenal karena keberadaan terowongan kereta api yang dibangun antara tahun 1881-1884. Terowongan Lampegan adalah terowongan kereta api pertama di wilayah Priangan, panjangnya 415 meter dan terkenal karena legendanya tentang Nyi Sadea. Jarak antara Lampegan ke Gunung Padang cukup jauh juga, sekitar 6 kilometer.

Tapi nama Lampegan bukanlah satu-satunya. Di dekat Plered, Citatah, juga terdapat sebuah desa dengan nama Lampegan. Dan yang menarik, desa itu terletak tidak jauh dari Gunung Manik. Gunung Manik dapat dikenali di ruas jalur jalan Bandung-Jakarta yang lama (lewat Cianjur-Puncak), di atasnya tertancap monumen pisau komando yang menandakan wilayah itu dipakai untuk keperluan (latihan) militer.

Tampaknya akan menarik bila meluangkan waktu berkunjung ke Gunung Manik, mungkin saja bisa menemukan sesuatu yang selama ini terlewatkan.

Foto-foto dari Tropen Museum, karya G.F.J. Bley.
Dua foto terakhir koleksi Geotrek Indonesia (RH).