Mulanya adalah kemunculan sebuah perkumpulan perusahaan dagang yang bernama Vereenigde Oost-Indische Compagnie atau lebih populer dengan singakatannya, VOC. Perkumpulan perusahaan dagang ini didirikan pada tahun 1602 dan merupakan gabungan dari enam kamar dagang di Belanda, masing2 Amsterdam, Rotterdam, Zeeland, Delft, Hoorn, dan Enkhuysen.
Yang luar biasa adalah bagaimana kumpulan perusahaan ini bisa mendapatkan hak yang sangat istimewa, yaitu hak oktrooi, dari pemerintah Belanda saat itu. Dalam hak ini, VOC mendapatkan izin berdagang di wilayah Asia-Afrika sekaligus hak untuk bertindak sebagai suatu kekuasaan yang berdaulat. VOC dapat mengadakan perjanjian dengan penguasa lokal, melaksanakan monopoli perdagangan, termasuk melakukan peperangan untuk melindungi kepentingan monopoli tersebut.

Perwakilan dari kamar2 dagang ini membentuk sebuah lembaga yang dinamakan Heeren XVII (Dewan atau Tuan Tujuhbelas) sebagai pengendali kegiatan2 VOC. Pusat kedudukan dewan ini berada di Amsterdam. Sementara di wilayah kegiatannya, di Hindia Timur, kendalinya berada dalam suatu pemerintahan tertinggi yang disebut Dewan Hindia. Anggota Dewan Hindia (Raad van Indie) terdiri dari lima orang dan bersama dengan seorang Gubernur Jendral mereka mengatur seluruh manajemen VOC di Hindia Timur. Gubernur Jendral biasanya dipilih dari anggota Dewan Hindia yang paling terkemuka (biasanya Direktur Jendral) yang kemudian diajukan kepada Heeren XVII untuk mendapatkan persetujuan.
Pada masa awal petualangannya ini, VOC membutuhkan satu lokasi sebagai pusat administrasi mereka di wilayah baru ini, tadinya dipilih antara Banten atau Ambon. Banten dirasa terlalu kuat sebagai kerajaan dagang, apalagi di sana sudah ada kongsi perusahaan lain yang mendahului, yaitu EIC atau The East India Company. Ambon yang sudah mereka duduki sejak 1605 mulai dirasa kurang strategis untuk melindungi kepentingan mereka di timur. Kemudian dipilihlah wilayah Jakarta yang saat itu bernama Jacatra.

Adalah Jan Pieterzoon Coen yang pada tahun 1619 dengan kapalnya, Petit Holland, membawa sebuah armada yang terdiri dari 17 buah kapal dengan pasukan sekitar 1100 orang. Pada tanggal 30 Mei pasukan ini sudah mengepung dan membumihanguskan seluruh kota. Di puing2 kota ini Jan Pieterzoon Coen membangun sebuah kota baru yang tadinya ingin ia beri nama Nieuw Hoorn. Namun Heeren XVII menolak usulannya dan memilih nama Batavia sesuai dengan nama yang diberikan kepada sebuah kastil yang sudah didirikan di sana pada 12 Maret 1619.
Sejak itulah penguasaan wilayah Hindia Timur dikelola dari Batavia di bawah pimpinan seorang Gubernur Jendral. Selama masa kekuasaannya di Hindia Timur ini, VOC memiliki 37 orang Gubernur Jendral. Tiga gubernur jendral sebelum Pieterzoon Coen bekerja di luar Batavia, baru sejak penaklukan Jacatra maka gubernur jendral VOC memerintah dari Batavia. Gubernur Jendral VOC Pieter Gerardus van Overstraten (1796 – 1801) adalah yang mengakhiri pusat pemerintahan VOC dari Kastil Batavia yang saat itu termasuk wilayah Stad en Voorsteden (sekarang wilayah Jakarta Utara dan Barat). Overstraten saat itu memindahkan pusat pemerintahannya ke Weltevreden (sekarang wilayah Jakarta Pusat).
Berikut ini adalah daftar nama Gubernur Jendral beserta masa pemerintahannya di Hindia Timur dan dilanjutkan ke masa pemerintahan Hindia Belanda, hingga masuknya Jepang pada tahun 1942.

GUBERNUR JENDRAL V.O.C.
1609 – 1614 Pieter Both (? – 1615)
1614 – 1615 Gerard Reynst (?– 1615)
1615 – 1619 Laurens Reael (1583 – 1637)
1619 – 1623 Jan Pieterszoon Coen (1587 – 1629)
1623 – 1627 Pieter de Carpentier (1588 – 1659)
1627 – 1629 Jan Pieterszoon Coen (1587 – 1630)
1629 – 1632 Jacques Specx (1588 – ?)
1632 – 1636 Hendrik Brauwer (1581 – 1643)
1636 – 1645 Anthony van Diemen (1593 – 1645)
1645 – 1650 Cornelis van der Lijn (1608 – ?)
1650 – 1653 Carel Reyniersz (1604 – 1653)
1653 – 1678 Joan Maetsuycker (1606 – 1678)
1678 – 1681 Rijkloff van Goens (1619 – 1682)
1681 – 1684 Cornelis Janszoon Speelman (1628 – 1684)
1684 – 1691 Joannes Camphuys (1634 – 1695)
1691 – 1704 Willem van Outhoorn 1635 – 1720)
1704 – 1709 Joan van Hoorn (1653 – 1713)
1709 – 1713 Abraham van Riebeeck (1653 – 1713)
1713 – 1718 Christoffel van Swoll (1663 – 1718)
1718 – 1725 Hendrick Zwaardecroon (1667 – 1728)
1725 – 1729 Mattheus de Haan (1663 – 1729)
1729 – 1732 Diederik Durven (1676 – 1740)
1732 – 1735 Dirk van Cloon (1684 – 1735)
1735 – 1737 Abraham Patras (1671 – 1737)
1737 – 1741 Adriaen Valckenier (1695 – 1751)
1741 – 1743 Johannes Thedens (1680 – 1748)
1743 – 1750 Gustaaf Willem, Baron van Imhoff (1705 – 1750)
1750 – 1761 Jacob Mossel (1704 – 1761)
1761 – 1775 Petrus Albertus van der Parra (1714 – 1775)
1775 – 1777 Jeremias van Riemsdijk (1712 – 1777)
1777 – 1780 Reinier de Klerk (1710 – 1780)
1780 – 1796 Willem Arnold Alting (1724 – 1800)
1796 – 1801 Pieter Gerardus van Overstraten (1755 – 1801)
1801 – 1805 Johannes Siberg (1740 – 1817)
1805 – 1808 Albertus Henricus Wiese (1761 – 1810)
1808 – 1811 Herman Willem Daendels (1762 – 1818)
1811 – 1811 Jan Willem Janssens (1762 – 1838)
MASA PERALIHAN INGGRIS
1811 – 1816 Thomas Stamford Raffles (1781 – 1826)
1816 John Fendall (1762 – 1825)
KOMISARIS JENDRAL
1814 – 1816 C. Th. Elout (1767 – 1841) dan A.A. Buyskes (1771 – ?)
GUBERNUR JENDRAL HINDIA BELANDA
1816 – 1826 Godert Alexander Gerard Philip, Baron van der Capellen (1778 – 1848)
1826 – 1830 Leonard Pierre Joseph, Burggraaf du Bus de Gisignies (1780 – 1849)
1830 – 1834 Johannes van den Bosch (1780 – 1839)
1834 – 1836 Jean Chretien Baud (1789 – 1859)
1836 – 1840 Dominique Jacques (de) Eerens (1781 – 1840)
1841 – 1844 Pieter Merkus (1787 – 1844)
1845 – 1851 Jan Jacob Rochussen (1797 – 1871)
1851 – 1856 Albertus Jacobus Duijmaer van Twist (1809 – 1887)
1856 – 1861 Chrales Ferdinand Pahud (1803 – 1873)
1861 – 1866 Ludolf Anne Jan Wilt, Baron Sloet van de Beele (1806 – 1890)
1866 – 1872 Pieter Meijer (1812 – 1881)
1872 – 1875 James Loudon (1824 – 1884)
1875 – 1881 Johan Wilhelm van Lansberge (1830 – 1905)
1881 – 1884 Frederik s’Jacob (1822 – 1901)
1884 – 1888 Otto van Rees (1823 – 1892)
1888 – 1893 Cornelis Pijnacker Hordijk (1847 – 1908)
1893 – 1899 Jhr. Carel Herman Aart van der Wijck (1840 – 1914)
1899 – 1905 Willem Rooseboom (1843 – 1920)
1905 – 1909 Johannes Benedictus van Heutsz (1851 – 1924)
1909 – 1916 Alexander Willem Frederik Idenburg (1861 – 1935)
1916 – 1921 Jean Paul, Graaf van Limburg Stirum (1873 – 1958)
1921 – 1926 Dirk Fock (1858 – 1941)
1926 – 1931 Jhr. Andries Cornelis Dirk de Graeff (1872 – 1957)
1931 – 1936 Jhr. Bonifacius Cornelis de Jonge (1875 – 1958)
1936 – 1945 Alidius Warmoldus Lambertus Tjarda van Starkenborgh Stachouwer (1888 – 1978).
LETNAN GUBERNUR JENDRAL
1941 – 1942 Hubertus Johannes van Mook (1894 – 1965)
1944 – 1948 Hubertus Johannes van Mook (1894 – 1965)
BUPATI JAWA DARI MILITER JEPANG
1942 Imamura Hitoshi
1942 – 1944 Harada Kumakichi
1944 – 1945 Yamamoto Moichiro
PERWAKILAN TINGGI TAHTA BELANDA (HIGH COMMISSIONER)
1948 – 1949 Louis Joseph Maria Beel (1902 – 1977)
1949 Antonius Hermanus Johannes Lovink (1902 – 1995)
GUBERNUR WEST NEW GUINEA (IRIAN JAYA)
1950 – 1953 Simon L. Van Waardenburg
1953 – 1958 Jan van Baal
1958 – 1962 Pieter J. Plateel (1911 – 1978)
Selain nama2 di atas, Wikipedia mencantumkan juga nama2 ini:
1841 – 1841 C.S.W. Graaf van Hogendorp
1844 – 1845 Jhr J.C. Reijnst
Bahan Bacaan:
Robert Cribb & Audrey Kahin: Kamus Sejarah Indonesia. Komunitas Bambu, Jakarta, 2012.
Mona Lohanda: Sejarah Para Pembesar Mengatur Batavia. Masup Jakarta, 2007.
C.R. Boxer: Jan Kompeni – Sejarah VOC dalam Perang dan Damai 1602 – 1799. Sinar Harapan, 1983.
Willard A. Hanna: Hikayat Jakarta. YOI, 1988.
Sumber foto2: Wikipedia
November 6, 2014 at 6:30 am
Reblogged this on Yudhitea's Blog.
December 11, 2018 at 2:30 am
Gubernur Jendral VOC memiliki kuasa penuh di Indonesia