Lagi buka2 cerita tentang dua Prasasti Raja Thailand di Curug Dago, jadi teringat sebuah buku berjudul Journeys to Java by a Siamese King karangan Imtip Pattajoti Suharto. Buku ini mengkompilasi tiga catatan perjalanan yang dilakukan oleh Raja Thailand, Chulalongkorn atau Raja Rama V ke Pulau Jawa pada tahun 1871, 1896, dan 1901.

Nah, siapakah Raja Rama V?

King_Mongkut_and_Prince_Chulalongkorn

Rama V atau Chulalongkorn adalah anak tertua Raja Mongkut (Rama IV) dan Ratu Debsirindra. Dilahirkan pada 20 September 1853. Dalam usia 15 tahun (1868) Rama V dinobatkan sebagai raja Siam menggantikan ayahnya yang baru wafat. Chulalongkorn mendapat gelar Phra Bat Somdet Phra Poraminthra Maha Chulalongkorn Phra Chunla Chom Klao Chao Yu Hua. Walaupun masih sangat muda, tetapi rakyat akan segera mengenalnya sebagai salah satu raja Siam terbesar. Raja yang akan membawa banyak perubahan dan memberikan kesejahteraan bagi bangsanya. Di masa puncak kolonialisme negara2 Asia, Chulalongkorn berhasil menghindarkan negrinya dari penjajahan bangsa barat.

Sudah sejak kecil Chulalongkorn dipersiapkan oleh ayahnya, Raja Mongkut, agar mampu membawa negri Siam menuju kesejahteraan. Untuk pendidikannya, Raja Mongkut menyewa seorang guru privat bangsa Inggris, Anna Leonowens, yang saat itu (1862) membuka sebuah sekolah di Singapura. Raja Mongkut merasa seluruh keluarganya perlu mendapatkan pendidikan barat yang modern. Anna mengajar dalam keluarga kerajaan itu selama 6 tahun.

Kisah Anna Leonowens menjadi pengajar dalam keluarga kerajaan itu kemudian dinovelkan oleh Margaret Landon dengan judul “The King and I” pada tahun 1944. Dari novel ini kemudian lahir sebuah adaptasi film dengan judul sama dengan sutradara John Cromwell. Pada tahun 1951 lahir pula sebuah program teater-musikal Broadway karya Richard Rodgers & Oscar Hammerstein[1] dengan pemain utama Yul Brynner. Program teater-musikal Broadway ini berlangsung selama 3 tahun dan memegang rekor pertunjukan terlama urutan ke-4 di Broadway. Teater-musikal ini kemudian dibuat versi filmnya pada tahun 1956 dengan sutradara Walter Lang dan pemain Yul Brynner dan Deborah Kerr. Tahun 1999 muncul film lain yang cukup populer, Anna & The King dengan pemain Chow Yun-Fat dan Jodie Foster dengan Sutradara Andy Tennant.

Original_movie_poster_for_the_film_The_King_and_I

Dalam proses belajarnya, Chulalongkorn sering memeriksa sendiri keadaan masyarakatnya dengan cara mendatangi langsung sambil menyamar sebagai rakyat biasa. Seringkali ia mendapatkan tawaran makan atau singgah dari penduduk yang prihatin melihat keadaannya. Mereka baru mengetahui bahwa tamunya adalah raja setelah beberapa waktu kemudian mendapatkan medali kerajaan atas kebaikan yang sudah mereka lakukan.

Dalam perjalanan2 ini, Chulalongkorn tercatat 3 kali mengunjungi Pulau Jawa, masing2 tahun 1871, 1896, dan 1901. Dua dari tiga kunjungannya ke Pulau Jawa ini, Chulalongkorn mampir ke Batavia, Bogor, Bandung, dan Garut. Chulalongkorn sangat menikmati kunjungannya di Pulau Jawa. Karena terkesan oleh sambutan dan kebaikan orang Belanda di Batavia, Chulalongkorn mengirimkan sebuah patung gajah yang sampai sekarang masih terpajang di depan Museum Nasional. Di Bandung ia meninggalkan jejak berupa prasasti di Curug Dago.

Dari kunjungan2nya, Chulalongkorn dapat melihat langsung bagaimana Belanda mengatur daerah koloninya. Chulalongkorn melihat betapa pentingnya pendidikan, karena itu sejak 1882 ia mendirikan banyak sekolah di Siam. Secara bertahap Chulalongkorn juga berhasil menghapus sistem perbudakan dari negrinya (1905). Rakyat Siam menganggapnya sebagai Bapak Modernisasi negri Siam.

KING-CHULALONG-KORN

Perhatian Chulalongkorn yang sangat besar bagi rakyat dan negrinya dianggap seperti seorang ayah kepada anaknya, karena itu rakyat memberikan julukan Phra Piya (Ayah) Maharaj (Raja Besar) kepadanya. Bahkan untuk merayakan hari ulang tahun ke-40 rajanya pada tahun 1908, rakyat Siam urunan membuat sebuah patung dirinya. Patung hadiah ini sampai sekarang masih terpajang di Royal Plaza.

Chulalongkorn wafat pada 23 Oktober 1910 dan tahta kerajaan dilanjutkan oleh Rama VI atau Vajiravudh. Rama VI memerintah sampai akhir hayatnya pada November 1925. Tahta kerajaan dilanjutkan oleh adiknya, Prajadiphok atau Rama VII. Zaman Chulalongkorn telah lama berlalu, namun kenangan dan penghargaan kepada dirinya masih terus berlangsung.

farm3.staticflickr.com

Sampai sekarang gambar dan foto Chulalongkorn mudah ditemui terpajang di rumah2 penduduk, bahkan setiap malam masih saja banyak orang datang berkumpul ke patung Chulalongkorn. Mereka menyampaikan penghargaan dengan menyalakan lilin, memberikan bunga2 dan membacakan doa2.

Semasa hidupnya Chulalongkorn memiliki 4 orang istri, 92 selir, dan 77 orang anak.

Sumber foto: Wikipedia


[1] Richard Rodgers & Oscar Hammerstein paling dikenal melalui karya teater-musikal dan filmnya yang lain, yaitu “The Sound of Music.”

Advertisement